Bangsa Romawi dikenal sebagai salah satu peradaban terbesar dalam sejarah dunia. Tapi tahukah kamu, cara mereka belajar pada zaman dahulu ternyata nggak kalah modern dengan sistem pendidikan masa kini? Bahkan beberapa metode mereka masih bisa kita temukan dalam proses belajar sekarang.
Pendidikan untuk Semua (yang Mampu)
Pendidikan di Romawi pada awalnya hanya bisa dinikmati oleh anak laki-laki dari keluarga kaya. Mereka belajar di rumah bersama tutor pribadi atau di sekolah kecil bernama ludus. Meski terlihat kuno, model ini mirip dengan homeschooling atau bimbel eksklusif zaman sekarang.
Di tahap awal, anak-anak belajar baca, tulis, dan hitung. Setelah itu, mereka yang melanjutkan ke tingkat lebih tinggi belajar sastra, sejarah, dan retorika—keterampilan berbicara di depan umum yang sangat penting di masyarakat Romawi. Mirip kan dengan materi
Baca juga: public speaking dan critical thinking yang sekarang banyak diajarkan
Disiplin Keras dan Jadwal Ketat
Jangan bayangkan suasana belajar santai. Sekolah Romawi sangat disiplin, bahkan sering disertai hukuman fisik kalau ada yang melanggar aturan. Mereka terbiasa belajar dari pagi hingga siang, dan kadang dilanjutkan latihan fisik—pendekatan yang menekankan keseimbangan antara tubuh dan pikiran. Pola ini bisa dibilang jadi cikal bakal pendidikan berbasis karakter dan aktivitas fisik yang kini diterapkan di banyak sekolah modern.
Guru Adalah Segalanya
Guru di zaman Romawi disebut ludi magister atau grammaticus. Mereka sangat dihormati karena dianggap sebagai penjaga ilmu dan moral. Meski gajinya kecil, profesi guru sangat bergengsi. Konsep ini masih kita jumpai hari ini, di mana peran guru tetap menjadi fondasi utama kemajuan pendidikan.
Perpustakaan dan Catatan
Bangsa Romawi sudah terbiasa mencatat, bahkan mengoleksi teks-teks penting dalam bentuk gulungan. Meski belum ada buku cetak, mereka punya sistem dokumentasi dan referensi yang cukup tertata. Ini mirip dengan konsep perpustakaan digital zaman sekarang—bedanya cuma di teknologi.
Cara belajar bangsa Romawi mungkin terdengar sederhana, tapi ternyata banyak nilai yang masih relevan. Disiplin, retorika, keseimbangan fisik dan mental, serta penghargaan terhadap guru dan literasi adalah prinsip yang terus bertahan hingga kini. Jadi, meski hidup ribuan tahun lalu, orang Romawi sudah punya cara belajar yang cukup “kekinian”. Keren, kan?